Paduan suara atau kor (dari bahasa Belanda, koor) merupakan istilah yang merujuk kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik yang dibawakan oleh ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara yang membawakan musik paduan suara terdiri atas beberapa bagian suara.
Musik paduan suara adalah musik yang dinyanyikan oleh paduan suara atau koor (Belanda), yang berasal dari bahasa Yunani Choros (di bahasa Inggris disebut sebagai Choir), yang berarti gabungan sejumlah penyanyi di mana mereka mengombinasikan berbagai suara ke dalam suatu harmoni.
Hampir semua paduan suara kini menyajikan lagu-lagu mereka di dalam suatu harmoni yang terdiri atas empat bagian, yaitu Sopran (suara tinggi wanita), Alto (suara rendah wanita), Tenor (suara tinggi pria), dan Bass (suara rendah pria).
Namun demikian, karya-karya musik paduan suara dapat pula ditulis atau diaransir di dalam lebih dari empat bagian suara tadi. Musik paduan suara dapat diubah dengan iringan instrumen maupun tanpa iringan instrumen, biasanya disebut acapella. Tetapi sebagian besar karya-karya musisi terkemuka ditulis untuk paduan suara dengan iringan instrumen.
Sebenarnya paduan suara sudah mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena paduan suara sudah dikenal dan membawakan lagu-lagu pujian di Kenisah-kenisah Sumeria pada kira-kira tahun 1000 sebelum masehi. Di Yunani Kuno, paduan suara bahkan diajarkan di sekolah-sekolah, di mana pada masa itu juga sering berlangsung berbagai macam lomba paduan suara, seperti yang ada di Indonesia.
Pada tahun 800-an, suatu musik baru yang disebut musik polyphonic berkembang di Eropa. Dalam musik polyphonic ini beberapa melodi dinyanyikan atau dimainkan dalam waktu bersamaan.
Sekitar pada akhir tahun 1100-an, komponis Perancis yang bernama Perotin menggabungkan semua unsur musik. Seperti melodi, irama, harmoni, dan polyphonic. Karya-karya tersebut ditampilkan oleh paduan suara, penyanyi solo dengan iringan berbagai instrumen musik. Sebuah karya musik paduan suara yang terkenal pada tahun 1300-an adalah Misa Notre Dame, yang digubah oleh komponis dan penyair Perancis Guillaume de Machaut pada tahun 1364.
Baru pada tahun 1600-an, beberapa instrumen musik dalam paduan suara sudah terbiasa dilakukan. Dengan waktu yang hampir bersamaan, ditemukan pula bentuk-bentuk baru karya musik paduan suara, seperti Cantata Gerejawi dan Oratorio (karya-karya musik berlatar-belakang Injil. Karya-karya ini digubah baik untuk paduan suara, penyanyi solo, maupun untuk instrumen pengiringnya).
Dua komponis dunia terkemuka yang menggubah musik paduan suara adalah Johann Sebastian Bach dan George Friedrich Handel, keduanya berasal dari Jerman. Karya Bach, St. Matthew Passion (1729) dan Oratorio karya Handel berjudul Messiah (1742) merupakan karya-karya yang banyak digelar di berbagai negara. Di dalam hampir semua musik paduan suara karya Bach dan Handel, orkestra maupun iringan instrumen solo memainkan bagian yang sangat penting di setiap pagelaran.
Banyak pula karya-karya musik paduan suara yang terkenal hingga saat ini yang digubah oleh Charles Ives dari Amerika Serikat, Bela Bartok dan Zoltan Kodaly dari Hungaria, Arthur Honegger dari Perancis, Paul Hindemith dan Carl Orff dari Jerman, serta Sir William Walton dan Benjamin Britten dari Inggris.
Sumber
Musik paduan suara adalah musik yang dinyanyikan oleh paduan suara atau koor (Belanda), yang berasal dari bahasa Yunani Choros (di bahasa Inggris disebut sebagai Choir), yang berarti gabungan sejumlah penyanyi di mana mereka mengombinasikan berbagai suara ke dalam suatu harmoni.
Hampir semua paduan suara kini menyajikan lagu-lagu mereka di dalam suatu harmoni yang terdiri atas empat bagian, yaitu Sopran (suara tinggi wanita), Alto (suara rendah wanita), Tenor (suara tinggi pria), dan Bass (suara rendah pria).
Namun demikian, karya-karya musik paduan suara dapat pula ditulis atau diaransir di dalam lebih dari empat bagian suara tadi. Musik paduan suara dapat diubah dengan iringan instrumen maupun tanpa iringan instrumen, biasanya disebut acapella. Tetapi sebagian besar karya-karya musisi terkemuka ditulis untuk paduan suara dengan iringan instrumen.
Sebenarnya paduan suara sudah mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena paduan suara sudah dikenal dan membawakan lagu-lagu pujian di Kenisah-kenisah Sumeria pada kira-kira tahun 1000 sebelum masehi. Di Yunani Kuno, paduan suara bahkan diajarkan di sekolah-sekolah, di mana pada masa itu juga sering berlangsung berbagai macam lomba paduan suara, seperti yang ada di Indonesia.
Pada tahun 800-an, suatu musik baru yang disebut musik polyphonic berkembang di Eropa. Dalam musik polyphonic ini beberapa melodi dinyanyikan atau dimainkan dalam waktu bersamaan.
Sekitar pada akhir tahun 1100-an, komponis Perancis yang bernama Perotin menggabungkan semua unsur musik. Seperti melodi, irama, harmoni, dan polyphonic. Karya-karya tersebut ditampilkan oleh paduan suara, penyanyi solo dengan iringan berbagai instrumen musik. Sebuah karya musik paduan suara yang terkenal pada tahun 1300-an adalah Misa Notre Dame, yang digubah oleh komponis dan penyair Perancis Guillaume de Machaut pada tahun 1364.
Baru pada tahun 1600-an, beberapa instrumen musik dalam paduan suara sudah terbiasa dilakukan. Dengan waktu yang hampir bersamaan, ditemukan pula bentuk-bentuk baru karya musik paduan suara, seperti Cantata Gerejawi dan Oratorio (karya-karya musik berlatar-belakang Injil. Karya-karya ini digubah baik untuk paduan suara, penyanyi solo, maupun untuk instrumen pengiringnya).
Dua komponis dunia terkemuka yang menggubah musik paduan suara adalah Johann Sebastian Bach dan George Friedrich Handel, keduanya berasal dari Jerman. Karya Bach, St. Matthew Passion (1729) dan Oratorio karya Handel berjudul Messiah (1742) merupakan karya-karya yang banyak digelar di berbagai negara. Di dalam hampir semua musik paduan suara karya Bach dan Handel, orkestra maupun iringan instrumen solo memainkan bagian yang sangat penting di setiap pagelaran.
Banyak pula karya-karya musik paduan suara yang terkenal hingga saat ini yang digubah oleh Charles Ives dari Amerika Serikat, Bela Bartok dan Zoltan Kodaly dari Hungaria, Arthur Honegger dari Perancis, Paul Hindemith dan Carl Orff dari Jerman, serta Sir William Walton dan Benjamin Britten dari Inggris.
Sumber

0 komentar:
Posting Komentar